Inilah Hikmah Hujan di Tengah Pandemi

Musibah banjir imbas dari kerusakan rimba seperti dikatakan Risma, pada 23 Desember 2019 sesungguhnya pernah diingatkan Program Study Pengendalian Sumber Daya Air Pertanian (PSDAP) Program Pascasarjana Kampus Jember,

Berdasar data yang digabungkan dari riset dengan sistem Geographic Information Sistem (GIS) yang dilaksanakan Program Study Pengendalian Sumber Daya Air Pertanian (PSDAP) Program Pascasarjana Kampus Jember. S65 % Wilayah Saluran Sungai (DAS) Bedadung pada keadaan krisis karena erosi berat.

Salah satunya pemicu erosi ialah penebangan rimba dan pindah buat tempat yang masif khususnya di wilayah hilir DAS Bedadung.

Bila keadaan ini didiamkan, karena itu musibah seperti banjir, erosi, sedimentasi dan longsor akan seringkali terjadi di Jember. Skhususnya di wilayah hulu.

Imbas dari parahnya kerusakan rimba, saat musim penghujan sudah mengakibatkan Kabupaten Jember dikepung banjir.

Dimulai dari Dusun Wonoasri, Kecamatan Tempurejo, Bangsalsari, sekarang Sungai Bedadung yang hilir mata airnya ada di lereng. SGunung Argopuro, membludak sampai menggenangi, menghanyutkan beberapa rumah warga.

“Ini baru pertamanya kali sungai Bedadung. Sbanjir setinggi ini, entahlah di wilayah bawah (hulu) bisa saja lebih kronis,” tutur masyarakat Biting Arjasa Jember.

Sukarelawan PMI Kabupaten Jember yang lakukan pengawasan, memberikan laporan membludaknya saluran Sungai Bedadung. Sdijumpai, beberapa rumah masyarakat yang ada di Wilayah Saluran Sungai (DAS ) mulai tergenang. Tinggi air yang memendam rumah masyarakat capai dada orang dewasa.

“Ada 12 rumah di seputar Jalan Sumatera dari sisi Gladak Kembar yang tergenang. Sekarang ini mulai pindah, beberapa. Steam PMI bersama-sama dengan BPBD sekarang ini melaju menuju Wuluhan wilayah. Shulu sungai Bedadung,” tutur Gufron, Humas PMI Kabupaten Jember ke media.

Keadaan air di sungai dengan panjang 161 km ini masih mencemaskan, ingat hujan enteng masih mengguyur sisi hilir di lereng Gunung Hyang Argopuro segi timur. Beberapa masyarakat usaha lagi mengawasi keadaan luapan air di semua jembatan yang dilewati sungai Bedadung.

“Sekarang ini dam di bendungan Talang telah dibuka keseluruhan, dan lagi diawasi. Bila tinggi air naik satu mtr., keadaan di hulu seperti Kecamatan Balung dan Wuluhan sampai Puger, pasti lebih kronis, dan kami menyarankan supaya masyarakat siaga dan menjauhi dari saluran sungai bedadung,” himbau Gufron. (*).

error: Content is protected !!